Sering Buang Air Kecil Di Malam Hari Saat Hamil
Kemungkinan Penyebab Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Pada umumnya, seseorang bisa tidur di malam hari tanpa buang air kecil selama kurang lebih 6–8 jam. Nah, jika kamu sering terbangun untuk buang air kecil lebih dari 1 kali di malam hari, kemungkinan kamu mengalami nocturia.
Nah, di bawah ini adalah beragam hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami nocturia:
Infeksi saluran kemih akan menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran kemih yang memicu penderitanya untuk sering buang air kecil di malam hari. Selain nocturia, infeksi saluran kemih juga ditandai dengan gejala nyeri saat buang air kecil dan demam.
Diabetes juga bisa menjadi salah satu penyebab nocturia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi urine penderita diabetes akibat tidak terkontrolnya kadar gula atau glukosa dalam darah.
Pada penderita diabetes, nocturia juga bisa disertai dengan meningkatnya rasa haus, lapar, tubuh mudah lelah, dan penglihatan buram.
Pada siang hari, cairan penderita gagal jantung kongestif akan menumpuk di kaki karena ketidakmampuan jantung memompa secara normal. Namun pada malam hari, posisi tubuh menyebabkan cairan masuk ke aliran darah, yang kemudian akan disaring lewat ginjal dan dikeluarkan melalui urine.
Nah, hal tersebutlah yang menyebabkan nocturia. Namun tidak hanya nocturia, gagal jantung kongestif biasanya juga disertai gejala lainnya, seperti tubuh mudah lelah, hilang nafsu makan, dan detak jantung tidak teratur.
Saat tidur, tubuh penderita sleep apnea akan berusaha keras untuk bernapas. Hal ini membuat otot jantung merenggang, sehingga mengeluarkan hormon atrial natriuretic yang dapat meningkatkan produksi urine, sehingga berisiko menyebabkan nocturia.
Mengonsumsi jenis obat tertentu di malam hari juga bisa menyebabkan nocturia, lho. Beberapa obat tersebut misalnya obat golongan diuretik (furosemide dan hydrochlorothiazide), glikosida jantung, dan lithium.
Seiring bertambahnya usia, kapasitas kantung kemih seseorang cenderung akan menurun. Hal ini kemudian bisa menyebabkan orang tersebut menjadi lebih sering buang air kecil, termasuk di malam hari.
Nocturia juga dapat disebabkan oleh kebiasaan minum secara berlebihan di malam hari, terutama sebelum tidur. Risiko mengalami nocturia semakin meningkat apabila minuman yang kamu konsumsi mengandung kafein atau alkohol.
Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Penanganan nocturia akan disesuaikan dengan penyebab yang melatarbelakanginya. Keluhan nocturia yang disebabkan oleh suatu penyakit biasanya akan hilang ketika penyakit tersebut sembuh.
Jika nocturia disebabkan oleh konsumsi obat tertentu di malam hari, keluhan ini bisa diatasi dengan mengonsumsi obat tersebut di pagi hari. Bila sedang mengonsumsi obat diuretik, konsumsilah obat tersebut 6 jam sebelum tidur, atau konsultasikan kembali dengan dokter, agar dosis dan waktu minumnya bisa disesuaikan.
Hal yang tidak kalah penting dalam mengatasi nocturia adalah dengan membatasi asupan cairan. Usahakan untuk tidak minum lagi 2–4 jam sebelum tidur.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan terkait nocturia atau kebiasaan buang air kecil di malam hari, jangan ragu untuk menanyakan dan mengonsultasikannya kepada dokter, ya.
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu terbangun hanya karena ingin buang air kecil? Kalau cuma terjadi satu kali saat kamu tidur mungkin masih aman-aman saja. Tetapi, bila munculnya keinginan buang air kecil terlalu sering, bisa jadi kamu mengalami nokturia. Nokturia atau nocturnal polyuria adalah istilah medis untuk buang air kecil berlebihan di malam hari. Selama waktu tidur, tubuh cenderung menghasilkan urine yang lebih sedikit.
Baca Juga: Poliuria dan Nokturia, Apa Bedanya?
Artinya, kebanyakan orang umumnya tidak perlu bangun di malam hari untuk buang air kecil dan dapat tidur tanpa gangguan selama 6-8 jam. Selain mengganggu tidur, nokturia bisa menjadi tanda kondisi medis yang mendasarinya.
Apa yang Menyebabkan Seseorang Alami Nokturia?
Penyebab nokturia dapat berkisar dari pilihan gaya hidup hingga kondisi medis. Nokturia lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun. Berikut beberapa hal yang bisa sebabkan nokturia:
Ada sejumlah kondisi medis yang menyebabkan nokturia, salah satunya adalah infeksi saluran kemih. Infeksi ini menyebabkan sensasi terbakar dan buang air kecil yang mendesak sepanjang hari dan malam. Kondisi medis lainnya yang dapat menyebabkan nokturia, yaitu:
Sering Buang Air Kecil yang Perlu Diwaspadai saat Hamil
Sering buang air kecil memang menjadi kondisi yang normal saat hamil. Meski begitu, terkadang kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada ibu hamil.
Peningkatan frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri ketika buang air kecil, adanya darah dalam urine, dan tubuh mengalami demam.
Gangguan kesehatan ini memang umum terjadi pada ibu hamil, biasanya akan menghilang setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini muncul karena terlalu banyak gula di dalam darah.
Meningkatnya keinginan untuk buang air kecil juga menjadi salah satu tanda ibu mengalami diabetes gestasional. Gejala lain yang bisa dirasakan adalah tubuh mudah lelah dan sering haus. Sayangnya, gejala ini juga menjadi ciri khas pada ibu hamil, sehingga sangat sulit membedakannya.
Jadi, pastikan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke rumah sakit terdekat. Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui adanya indikasi preeklampsia dan diabetes gestasional selama kehamilan.
Buat janji rumah sakit terdekat lebih mudah dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Ibu bisa download aplikasi Halodoc langsung melalui App Store maupun Play Store, gratis.
“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”
Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.
Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.
Bisakah kita menghindari sering buang air kecil saat hamil?
Untuk mengurangi atau mencegah keluhan terkait sering buang air kecil, ibu hamil dapat mengikuti tips berikut ini:
Berhenti minum air sebelum tidurJika ibu hamil merasa tidak nyaman karena harus sering terbangun dan buang air kecil di malam hari, maka bisa mengurangi jumlah air yang diminum atau berhenti minum air putih 1 atau 2 jam sebelum tidur. Namun, pastikan asupan air putih Anda 8 hingga 12 gelas sehari. Tujuannya tentu saja untuk memperingatkan ibu hamil mengenai risiko dehidrasi saat hamil.
Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafeinSelain itu, ibu hamil juga sebaiknya mengurangi jumlah teh, kopi, soda, dan minuman berkafein lainnya. Pasalnya, kafein bisa menyebabkan tubuh lebih sering buang air kecil.
Latihlah senam KegelSelain sering buang air kecil, ibu hamil mungkin akan kesulitan menahan kencing saat usia kehamilannya memasuki trimester ketiga. Untuk mengatasi keluhan tersebut, ibu hamil bisa mencoba senam kegel.
Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak terlalu sering buang air kecil. Pasalnya, kebiasaan menahan kencing bisa melemahkan otot dasar panggul ibu hamil sehingga sulit menahan kencing.
Perubahan tubuh selama kehamilan dapat menyebabkan ibu hamil merasakan keluhan tertentu. Salah satunya adalah sering buang air kecil saat hamil. Namun, apakah keluhan tersebut merupakan hal yang normal terjadi? Yuk, Bumil, cari tahu jawabannya dalam artikel ini.
Buang air kecil atau berkemih merupakan salah satu proses alami tubuh untuk membuang racun, zat limbah atau sisa metabolisme, dan cairan berlebih dari dalam tubuh. Biasanya seseorang dapat buang air kecil sebanyak 6–8 kali sehari.
Namun, ibu hamil mungkin akan merasa lebih sering ingin buang air kecil, bisa 10 kali dalam sehari. Hal ini membuat sebagian ibu hamil yang beraktivitas di luar rumah menjadi sering menggunakan toilet umum.
Keluhan ini juga biasanya bisa muncul di waktu tertentu, misalnya di malam hari, sehingga mengganggu waktu istirahat ibu hamil.
Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil
Sebenarnya, apa yang menyebabkan sering buang air kecil saat hamil? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya sesuai dengan trimester kehamilan.
Ibu mungkin akan mulai merasakan peningkatan frekuensi berkemih dua minggu setelah terjadi pembuahan, atau pertama kali menyadari ibu terlambat menstruasi. Seiring dengan payudara yang terasa lembut dan munculnya rasa mual atau morning sickness, sering buang air kecil juga dianggap sebagai tanda awal kehamilan.
Terjadinya perubahan hormon selama masa kehamilan mengakibatkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh mengalami peningkatan. Tak hanya itu, organ ginjal juga bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat sisa dan limbah dari dalam tubuh.
Saat berada di trimester pertama kehamilan, rahim mulai tumbuh dan menekan kandung kemih. Peningkatan cairan berarti akan lebih banyak urine yang dihasilkan. Apalagi dengan kandung kemih yang mulai terdorong karena rahim yang mulai berkembang. Inilah yang menyebabkan ibu mulai sering buang air kecil.
Seiring dengan usia kehamilan ibu, tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Memasuki trimester kedua kehamilan, rahim akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga naik ke rongga perut. Menariknya, tekanan yang ada di kandung kemih mulai berkurang.
Inilah mengapa, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang paling nyaman. Ibu tidak lagi mengalami mual dan muntah dan frekuensi buang air kecil mulai berkurang. Alhasil, ibu bisa beristirahat malam dengan lebih nyaman.
Frekuensi buang air kecil biasanya akan kembali meningkat memasuki trimester ketiga. Rahim dan janin akan semakin besar dan mulai turun ke area panggul untuk mempersiapkan persalinan. Akibatnya, kandung kemih akan tertekan dan membuat ibu semakin sering buang air kecil.
Lahirnya sang buah hati akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil juga mulai menurun. Meski demikian, tubuh ibu masih membutuhkan waktu untuk pulih, biasanya antara 8 hingga 12 minggu sampai sistem kemih tubuh bisa normal seperti sebelum kehamilan.
Infeksi atau pembesaran prostat;
Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil
Sebenarnya, apa yang menyebabkan sering buang air kecil saat hamil? Agar lebih jelas, berikut penjelasannya sesuai dengan trimester kehamilan.
Ibu mungkin akan mulai merasakan peningkatan frekuensi berkemih dua minggu setelah terjadi pembuahan, atau pertama kali menyadari ibu terlambat menstruasi. Seiring dengan payudara yang terasa lembut dan munculnya rasa mual atau morning sickness, sering buang air kecil juga dianggap sebagai tanda awal kehamilan.
Terjadinya perubahan hormon selama masa kehamilan mengakibatkan aliran darah dan cairan di dalam tubuh mengalami peningkatan. Tak hanya itu, organ ginjal juga bekerja lebih keras untuk mengeluarkan zat sisa dan limbah dari dalam tubuh.
Saat berada di trimester pertama kehamilan, rahim mulai tumbuh dan menekan kandung kemih. Peningkatan cairan berarti akan lebih banyak urine yang dihasilkan. Apalagi dengan kandung kemih yang mulai terdorong karena rahim yang mulai berkembang. Inilah yang menyebabkan ibu mulai sering buang air kecil.
Seiring dengan usia kehamilan ibu, tubuh mulai beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Memasuki trimester kedua kehamilan, rahim akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga naik ke rongga perut. Menariknya, tekanan yang ada di kandung kemih mulai berkurang.
Inilah mengapa, trimester kedua menjadi masa kehamilan yang paling nyaman. Ibu tidak lagi mengalami mual dan muntah dan frekuensi buang air kecil mulai berkurang. Alhasil, ibu bisa beristirahat malam dengan lebih nyaman.
Frekuensi buang air kecil biasanya akan kembali meningkat memasuki trimester ketiga. Rahim dan janin akan semakin besar dan mulai turun ke area panggul untuk mempersiapkan persalinan. Akibatnya, kandung kemih akan tertekan dan membuat ibu semakin sering buang air kecil.
Lahirnya sang buah hati akan mengurangi tekanan dari kandung kemih, sehingga frekuensi buang air kecil juga mulai menurun. Meski demikian, tubuh ibu masih membutuhkan waktu untuk pulih, biasanya antara 8 hingga 12 minggu sampai sistem kemih tubuh bisa normal seperti sebelum kehamilan.
Kandung kemih overaktif (OAB);
Tumor pada kandung kemih, prostat, atau daerah panggul;
Nokturia bisa menjadi gejala awal kehamilan. Kondisi ini bisa terjadi pada awal kehamilan atau kehamilan yang memasuki trimester lanjut. Hal ini disebabkan oleh ukuran rahim yang semakin membesar, sehingga menekan kandung kemih.
Beberapa obat bisa memberikan efek samping berupa nokturia. Obat diuretik yang diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi seringkali menyebabkan nokturia. Kalau kamu mengalaminya, sebaiknya periksakan ke dokter apabila kamu tidak bisa lagi mengontrol keluarnya urine. Kini buat janji dengan dokter bisa melalui aplikasi Halodoc, lho! Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Baca Juga: Asupan Garam yang Berlebihan Bisa Picu Nokturia, Benarkah?
Penyebab umum lain dari nokturia adalah konsumsi cairan yang berlebihan. Alkohol dan minuman berkafein bersifat diuretik yang menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak urine. Konsumsi alkohol atau minuman berkafein berlebihan juga dapat sebabkan seseorang terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
Apakah Kondisi Ini Berbahaya?
Berbahaya atau tidaknya nokturia tergantung pada kondisi medis yang mendasarinya. Jika nokturia disebabkan oleh konsumsi alkohol atau kafein mungkin masih bisa ditangani dengan mengubah gaya hidup. Namun, jika kondisi ini disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, diabetes, atau tumor mungkin termasuk kondisi yang membahayakan.
Adakah Pencegahan yang Bisa Dilakukan?
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak nokturia. Pertama, sebaiknya kurangi jumlah air dalam 2-4 jam sebelum tidur membantu mencegah buang air kecil di malam hari. Hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein juga termasuk pencegahannya. Kamu juga perlu buang air kecil terlebih dahulu sebelum tidur.
Baca Juga: Kenali 5 Tes Medis untuk Diagnosis Nokturia
Perhatikan baik-baik apa yang membuat gejala nokturia semakin buruk, sehingga kamu dapat mencoba mengubah kebiasaan. Beberapa orang merasa terbantu untuk membuat catatan harian tentang apa yang mereka minum dan kapan waktu meminumnya.
Cara Mencegah Sering Buang Air Kecil Saat Hamil
Untuk meringankan atau mencegah keluhan sering buang air kecil, Bumil bisa melakukan beberapa tips berikut ini:
Jika Bumil merasa terganggu akibat harus sering bangun dan berkemih di malam hari, Bumil bisa mengurangi konsumsi cairan atau berhenti minum air putih dalam waktu 1 atau 2 jam sebelum tidur.
Namun, pastikan saat siang hari, asupan air sebanyak 8–12 gelas sehari terpenuhi. Tujuannya tentu agar ibu hamil terhindar dari risiko dehidrasi selama masa kehamilan.
Selain itu, Bumil juga perlu mengurangi minum teh, kopi, soda, dan minuman lain yang mengandung kafein. Pasalnya, kafein bisa merangsang tubuh untuk lebih sering buang air kecil.
Selain sering ingin buang air kecil, Bumil mungkin akan merasa sulit menahan pipis ketika kehamilan memasuki trimester akhir. Untuk mengatasi keluhan tersebut, Bumil dapat mencoba senam Kegel.
Selain itu, Bumil juga disarankan untuk tidak menahan pipis terlalu sering. Hal ini karena kebiasaan menahan pipis dapat membuat otot dasar panggul Bumil menajdi lebih lemah, sehingga sulit untuk menahan pipis.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, stres merupakan salah satu penyebab sering buang air kecil. Jika Bumil sering merasa cemas atau stres saat hamil, cobalah untuk melakukan relaksasi atau olahraga ringan, seperti yoga ibu hamil, untuk mengatasi stres.
Keinginan untuk sering buang air kecil saat hamil adalah hal yang normal terjadi dan biasanya akan hilang setelah melahirkan.
Namun, pada kasus tertentu, keluhan sering buang air kecil juga bisa jadi disebabkan oleh infeksi saluran kemih. Kondisi ini rentan terjadi pada ibu hamil yang sering menahan buang air kecil.
Hanya saja, berbeda dengan sering buang air kecil yang normal, infeksi saluran kemih biasanya akan menyebabkan munculnya keluhan sering buang air kecil disertai gejala lain berupa nyeri saat buang air kecil atau anyang-anyangan, urine tampak keruh, terdapat darah pada urine, demam, serta urine yang berbau busuk.
Oleh karena itu, jika Bumil mengalami keluhan sering buang air kecil yang mengganggu atau disertai gejala lainnya, misalnya sampai sulit menahan pipis, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan apakah sering buang air kecil yang dialami merupakan hal yang normal atau tidak.
“Meningkatnya frekuensi buang air kecil menjadi hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Ini terjadi karena ukuran bayi yang bertambah besar sehingga menekan bagian kandung kemih ibu.”
Halodoc, Jakarta – Ada banyak perubahan yang terjadi ketika ibu menjalani masa kehamilan. Selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh, ibu juga mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Hal lain yang mungkin ibu alami adalah menjadi lebih sering buang air kecil.
Sebenarnya, sering buang air kecil menjadi tanda awal kehamilan yang memang dialami oleh sebagian besar bumil. Terkadang, hal ini akan berkurang memasuki pertengahan kehamilan, lalu muncul kembali dan menjadi lebih sering lagi frekuensinya di akhir kehamilan.